Kamis, 04 Januari 2018

selamat datang di blog saya XD

pada kesempatan ini saya akan membahas tentang anekdot beserta contohnya

anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.berikut contoh teks anekdot :

Beo Nakal
Citra, Sassi dan Shafira saling bertetangga dan sering bersama-sama berangkat menuju kantor. Untuk sampai jalan raya agar bisa naik kendaraan umum, mereka diharuskan melalui suatu gang yang diantara rumah tersebut terdapat peliharaan burung beo.
Tiap kali tiga perempuan tersebut melalui depan rumah orang yang memiliki peliharaan beo, selalu saja si burung beo bilang tiga warna. Sassi mulai merasa curiga kalau burung beo tersebut sudah tahu akan warna celana dalam mereka bertiga.
Untuk memastikan hal tersebut betul atau tidak, mereka mengadakan kesepakatan buat mengenakan warna celana dalam yang sama.
Di esok harinya mereka kembali melalui gang tersebut, si beo mengucapkan “Hitam, hitam, hitam.” Ketiga perempuan itu terkagum kagum dan tercengang. Di hari selanjutnya, secara tepat juga si beo mampu menebak warna celana dalam mereka seraya mengatakan “Pink, pink, pink.”
Citra memiliki siasat yang agak konyol. “Bagaimana jika besok kita tak sama sekali mengenakan celana dalam ? Coba, Akan berkata apa si beo usil itu ?” Di esok harinya saat mereka melewati kembali, si beo di dalam sangkarnya tersebut mondar-mandir kayak kebingungan.
Citra dan teman-temannya tersebut mulai tertawa sebab dapat ngerjain burung beo yang suka usli tersebut. Namun tertawa mereka tidak langsung lama, karena si beo bilang, “lurus, lurus, keriting.”


Fasilitas Kantin Sekolah
Di suatu hari, di suatu sekolah lebih tepatnya di dalam kelas, ada sesosok guru yang lagi mengabsen anak-anak muridnya sebelum mengawali pelajaran.
Guru : “Septi ?”
Dina : “Hadir bu!”
Guru : “Agung?”
Dina : “Tidak tahu bu, paling Doni masih berada di luar kelas bu!”
(Tidak lama kemudian, datanglah Doni masuk ke dalam kelas)
Doni : “Minta izin bu, apakah boleh saya masuk kelas ?
Guru : “Kamu habis dari mana saja Doni ?”
Doni : “Saya Baru saja membeli makanan di luar sekolah bu”
Guru : “Looh, kita kan memiliki kantin sendiri. Terus ngapaian kamu perlu kesana ?”
Doni : “Iya bu, namun kantinnya mirip gudang, sudah kotor dan kecil amat.”
(Seluruh murid pun akhirnya tertawa menyimak perkataan Doni tersebut)
Guru : “Kamu itu, mendingan di sekolah ini memiliki kantin, namun kamu ada betulnya juga sih. Karena memang kantin di sekolahan kita agak kurang sadar tentang menjaga kebersihannya.”
Mendengar masalah tersebut, kelas kembali lagi ke aktifitas belajar mengajar dan lalu ibu guru bikin jadwal piket buat kantin dan meminta kepala sekolah supaya memperbaiki kantin tersebut.


Tips Agar Lulus UN

Seorang wali kelas memberikan nasehat pada murid-muridnya di kelas bahwa jika meraka ingin lulus UN mereka harus patuh pada perintah. Lalu para murid pun mempertanyakan pernyataan wali kelas tersebut “ Emang apa kaitanya Patuh pada perintah dengan lulus UN bu?” lalu wali kelas pun menjawab “setiap soalkan sudah ada perintah yang jelas "PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR" ini yang harus kalian patuhi, maka JANGAN PILIH JAWABAN YANG SALAH" pasti kalian akan lulus UN. Murid:@#$$%^^&&
 Perkalian
Suatu hari, Bu Guru mengajarkan perkalian kepada murid-muridnya. Setiap murid ditanyai soal-soal perkalian, tak terkecuali Sani. Saat giliran Sani tiba, Bu Guru pun bertanya, “Sani, kalau 2×2 sama dengan berapa?” “Dua ribu, Bu,” ujar Sani dengan lantang. Bu Guru pun kaget seraya bertanya, “loh, kata siapa kalau  2×2=2000?” “Kata tukang cetak foto, Bu,” jawab Sani dengan polosnya. Dan Bu Guru pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.


Cewek Matre dan Dokter Jiwa


Dalam sebuah pesta resepsi pernikahan, Siska si cewek matre melihat seorang cowok tampan diantara para tamu undangan. Merasa tertarik, iapun bertanya pada temannya:
Siska : Kamu kenal lelaki tampan itu?
Teman : Ya, aku mengenalnya. Namanya Sudomo, seorang dokter.
Siska : Wow... keren! Dokter ya? Hm... pasti secara ekonomi udah mapan.
Teman : Cie... naksir ya?
Siska : Ya iyalah. Siapa yang gak ingin punya suami keren en tajir seperti itu?
Teman : Gimana caramu mendekatinya?
Siska : Aku akan pura-pura sakit biar diperiksa olehnya. Kalau perlu minta diopname selama sebulan biar bisa menaklukkan hatinya.
Teman : Kau yakin?
Siska : Tentu saja (dengan senyum genit). By the way, dia praktek di mana?
Teman : Rumah Sakit Jiwa!
Cara Koplak Pasien RSJ Naik ke Langit
Di halaman belakang rumah sakit jiwa, Wiro Sableng tampak berdiri sambil menatap langit cukup lama. Rinto Gendeng mendekatinya dan bertanya.
“Apa yang sedang kamu lakukan?”
“Aku sedang berpikir bagaimana caranya bisa naik ke langit.”
“Jangan khawatir, kawan. Aku akan membantumu,” kata Rinto Gendeng seraya berlalu. Tak lama kemudian dia kembali lagi dengan membawa sebuah tangga.
“Bagaimana tangga ini bisa membantuku menaiki langit?” tanya Wiro Sableng sambil tertawa.
“Bisa, teman,” jawab Rinto Gendeng sambil menunjuk ke atas gedung RSJ yang bertingkat lima. “Naiklah ke atas sana dan terjunlah dengan kepala di bawah. Aku jamin kau akan sampai ke langit ketujuh!!”

Tentara Amerika Gila
Perang di Irak ternyata memberi dampak buruk secara psikologis bagi sebagian besar tentara Amerika Serikat yang bertempur di negeri 1001 malam tersebut. Banyak diantaranya mengalami depresi dan stress berat sepulang dari sana. Bahkan tak sedikit yang terpaksa harus masuk pusat rehabilitasi khusus.
Kisah konyol ini terjadi di sebuah rumah sakit jiwa di California. Pada saat semua pasien berkumpul makan siang, tiba-tiba ada yang berteriak teriak histeris.
“Awas...!! Ada bom....!! Cepat segera cari tempat perlindungan....!!”
Semua pasien lari berhamburan mencari tempat aman kecuali Jahn Rambois yang tampak tenang-tenang saja. Hal ini membuat penasaran dokter.
“Kenapa kamu tidak ikut lari?” tanya dokter.
“Santai aja, dok.” Jawab Jahn Rambois kalem. “Bomnya tak akan meledak.”
“Bagaimana kamu bisa tahu?”

“Karena detonatornya ada di sini,” jawab Jahn Rambois sambil menunjuk (maaf) kemaluannya.